Di jaringan televisi Jerman pada awal Juni tahun lalu disiarkan bahwa
sebuah walkie talkie dapat men-"jam" signal yang ditransmit remote alarm
mobil. Sehingga, kalau si pengendara keluar dari mobil dan menekan
remote untuk mengunci pintu, receiver di mobil tidak akan menerima.
Alhasil pintu tidak terkunci.
Bila pengemudi terburu-buru dan tidak mengecek ulang konfirmasi alarm (bunyi dan lampu berkedip) pencuri bisa leluasa. Mereka bisa masuk tanpa perlu menggunakan kunci palsu, kunci "T", apalagi memecahkan kaca.
Modus ini terbilang baru di mancanegara. Karena itu kita mesti berhati-hati. Jangan-jangan sudah mulai terpikir oleh para pencuri lokal. Waspada, cek ulang pintu-pintu mobil sebelum betul-betul meninggalkannya di tempat parkir.
Secara teknis, pencurian seperti ini memang bisa terjadi. Sebab, remote alarm menggunakan pemancar dengan gelombang frekuensi tertentu. Dengan bentuknya yang kecil, tentu daya pancarnya juga tidak kuat, hanya sekian miliwatt. Sementara, daya pancar walkie talkie tentu jauh lebih kuat.
Nah, jika keduanya berada di frekuensi yang hampir sama, yang menang tentu yang memiliki watt/daya lebih besar. Perintah dari remote alarm akan terganjal, dan receiver alarm di mobil tidak menerima kode untuk mengunci.
Memang, di Indonesia sendiri sudah beredar alarm canggih anti grabbing dan anti hijacking. Bedanya, yang biasa beredar ini melindungi alarm dari aksi pencurian data/kode digital. Sementara, pencurian via walkie talkie ini adalah dengan 'menghantam' frekuensi pemancarnya.
So, sekali lagi hati-hati. Cek ulang bagian pintu mobil dengan teliti sebelum meninggalkannya!
Bila pengemudi terburu-buru dan tidak mengecek ulang konfirmasi alarm (bunyi dan lampu berkedip) pencuri bisa leluasa. Mereka bisa masuk tanpa perlu menggunakan kunci palsu, kunci "T", apalagi memecahkan kaca.
Modus ini terbilang baru di mancanegara. Karena itu kita mesti berhati-hati. Jangan-jangan sudah mulai terpikir oleh para pencuri lokal. Waspada, cek ulang pintu-pintu mobil sebelum betul-betul meninggalkannya di tempat parkir.
Secara teknis, pencurian seperti ini memang bisa terjadi. Sebab, remote alarm menggunakan pemancar dengan gelombang frekuensi tertentu. Dengan bentuknya yang kecil, tentu daya pancarnya juga tidak kuat, hanya sekian miliwatt. Sementara, daya pancar walkie talkie tentu jauh lebih kuat.
Nah, jika keduanya berada di frekuensi yang hampir sama, yang menang tentu yang memiliki watt/daya lebih besar. Perintah dari remote alarm akan terganjal, dan receiver alarm di mobil tidak menerima kode untuk mengunci.
Memang, di Indonesia sendiri sudah beredar alarm canggih anti grabbing dan anti hijacking. Bedanya, yang biasa beredar ini melindungi alarm dari aksi pencurian data/kode digital. Sementara, pencurian via walkie talkie ini adalah dengan 'menghantam' frekuensi pemancarnya.
So, sekali lagi hati-hati. Cek ulang bagian pintu mobil dengan teliti sebelum meninggalkannya!
No comments:
Post a Comment